Teks Editorial



            Kemerdekaan berpendapat merupakan hak setiap individu. Kemerdekaan berpendapat akan mendorong seseorang untuk menghargai perbedaan pendapat. Kemerdekaan berpendapat juga akan menciptakan masyarakat yang demokratis. Budaya demokratis akan tumbuh jika rakyat bebas menyuarakan pendapatnya. Berpendapat salah satunya dapat dilakukan melalui tajuk rencana atau teks editorial yang biasa terdapat pada surat kabar atau majalah. Tajuk rencana mengungkapkan visi dan pandangan redaksi atas topik yang dibahas. Teks editorial ditulis oleh redaksi surat kabar atau majalah. 
Pendapat redaksi mengenai masalah yang sedang hangat dalam masyarakat dapat dipelajari dalam bab ini. Pendapat redaksi yang terdapat dalam teks editorial bersifat mendukung atau menentang permasalahan. Penulis teks editorial selalu berpihak kepada salah satu pihak dalam teks editorial. Selain berpendapat, redaksi surat kabar atau majalah memberikan alternatif dan bahan renungan bagi pembaca dalam teks editorial. 

Warming Up!             
Diskusikan!
1.Apa perbedaan yang paling mencolok diantara teks editorial dan artikel ?
2.Termasuk ke dalam jenis teks apakah “Teks Editorial” tersebut ?
3.Kenapa di dalam teks editorial keberadaan komponen pendapat  yang disebut argumentasi itu wajib ada ?

Pengertian
Teks editorial/tajuk rencana adalah opini berisi pendapat dan sikap resmi suatu media sebagai institusi penerbitan terhadap persoalan aktual, fenomenal, atau kontroversial yang berkembang dalam masyarakat.

Contoh Teks Editorial
 Untuk contoh teks editorial bisa dilihat pada tautan pada bagian bawah materi ini. 
A. Ciri-ciri Teks Editorial Papan Atas
    1. Hati-hati
    2. Normatif
    3. Cenderung konservatif
    4. Menghindari pendekatan kritis yang tajam
    5. Pertimbangan aspek politis lebih besar daripada aspek sosiologis

B. Ciri-ciri Teks Editorial Papan Menengah
    1. Lebih berani
    2. Atraktif
    3. Progresif
    4. Memilih pendekatan kritis bersifat tajam dan "tembak langsung"
    5. Lebih memilih pendekatan sosiologis daripada pendekatan politis

Sifat Teks Editorial
1.Krusial dan ditulis secara berkala
2.Isinya menyikapi situasi yang berkembang dalam masyarakat luas.
3.Memiliki karakter atau konsistensi teratur pada para pembaca
4.Terkait dengan kebijakan media bersangkutan.

Jenis-jenis Teks Editorial
a. Interpretative Editorial adalah jenis editorial yang ditulis dengan misi utama untuk menjelaskan isu-isu yang dipertaruhkan oleh fakta dan figur untuk memberikan penerangan dan pengetahuan.
b. Controversial Editorial adalah jenis editorial yang dikemas dengan misi tertentu atau mandat untuk menyebarkan sudut pandang tertentu.
c. Explanatory Editorial adalah jenis editorial yang hanya menyajikan masalah untuk dinilai oleh pembaca.

Struktur Teks Editorial
1. Masalah/Pernyataan Pendapat : berada di awal teks dan berisi tentang sudut pandang penulis terhadap permasalahan yang diangkat.  Bisa berupa pernyataan  atau teori yang diperkuat argumen.
2. Argumentasi: merupakan bentuk alasan atau bukti yang digunakan untuk memperkuat pernyataan dalam tesis (isu/masalah). Bagian ini juga dapat digunakan untuk menolak suatu pendapat. Bagian ini dapat berupa pernyataan umum atau data hasil penelitian, pernyataan ahli, atau fakta dari referensi terpercaya. 
3. Penegasan Ulang: berisi penguatan kembali pendapat atau argumen yang ditunjang oleh fakta dalam bagian argumentasi. Pada bagian ini penulis mengungkapkan opininya terhadap permasalahan yang diangkat. Terkadang juga berisi solusi yang ditawarkan penulis terhadap permasalahan yang diangkat. 

Unsur Kebahasaan 
1.Menggunakan kalimat retoris
  Kalimat pertanyaan yang tidak ditujukan untuk mendapatkan jawaban.
  Contoh: Lantas, sudah memadaikah penurunan angka kemiskinan sebesar 1 % itu? 
2. Menggunakan kata-kata populer
  kata-kata yang mudah dipahami oleh pembaca.
  Contoh: Badan Pusat Statistik memaparkan dat angka kemiskinan di Indonesia pada September 2017. 
3. Menggunakan kata ganti penunjuk
  adalah kata ganti yang merujuk pada waktu, tempat, peristiwa, atau masalah lain yang menjadi fokus ulasan.
  Contoh:
  a. “Pada masa lalu upaya perburuan ......”
  b. “Angka tersebut terus turun .......dengan tingkat kemiskinan.....”
  c. “Konsep itu juga diyakini bisa menjadi .....” 
4. Menggunakan konjungsi kausalitas
  menggunakan konjungsi yang menyatakan sebab, karena, oleh karena itu, dan oleh sebab itu. 


Untuk melihat materi di atas versi aplikasi sway buka tautan di bawah ini!



    

Comments

Popular Posts